Kamis, 30 Desember 2010

Remastering Ubuntu/Mint Menggunakan Mintconstructor

Anda ingin melakukan kustomisasi terhadap Linux Mint atau Ubuntu anda? Cobalah aplikasi yang bernama Mintconstructor ini. Pemakaiannya memang tidak selengkap Ubuntu Reconstructor tetapi aplikasi ini sangat sederhana dan powerful. Cara penggunaannya pun tidak begitu sulit bahkan untuk pemula sekalipun.

Berikut langkah-langkah yang harus anda ambil untuk melakukan pemasangan Mintconstructor:

1. Carilah paket Mintconstructor terlebih dahulu dengan mengunjungi situs ini
2. Download dan lakukan instalasi pada mesin linux anda
3. Selesai dan tinggal dicoba saja.

Sementara, jika anda ingin melakukan kustomisasi, sebaiknya :
1. Persiapkan iso atau CD LinuxMint atau Ubuntu anda.
2. Jalankan MintConstructor dan masukkan password root anda
3. Setelah kotak dialog LiveCD Remastering Tools muncul, tentukan direktori kerja anda pada pilihan Project
4. Centang semua pilihan yang ada seperti Initial Ramdisk, Root dan Remaster Directory
5. Selanjutnya pada pilihan Live CD ISO Filename arahkan dimana anda meletakkan iso file dari linux anda, atau biarkan kosong jika menggunakan CD
6. Tekan Next
7. Biarkan beberapa saat karena aplikasi sedang membangun area kerjanya
8. Selanjutnya, jika sudah selesai, tekan Open a Chroot Terminal
9. Dari menu terminal ini, anda bisa melakukan modifikasi terhadap sistem linux anda, mulai dari instalasi perangkat lunak tambahan dan lain sebagainya.
10. Sebelum keluar dari chroot, pastikan anda menghapus terlebih dahulu history beserta chace dari linux hasil remastering anda untuk menghemat tempat pada iso anda agar tidak terlalu besar hasil jadinya. Caranya:

# apt-get clean
# history -c

11. Untuk keluar dari Chroot, ketikkan:

# exit

12. Selanjutnya tekan next. Kemudian berikan nama untuk hasil remastering anda atau biarkan saja.
13. Selanjutnya Next lagi untuk membiarkan aplikasi Mintconstructor membangun file iso hasil remastering anda.

Sangat simpel. Tetapi anda tetap membutuhkan internet untuk melakukan kustomisasi ini. Atau jika anda punya repository lokal menggunakan DVD Repo, bisa dicoba.


Thanks to Itachilinux yang menshare aplikasi ini :)

Jumat, 05 November 2010

Akses Server Linux Anda Melalui Handphone

Mungkin ini hanya sebatas cara alternatif untuk dapat sewaktu-waktu mengecek keadaan server anda. Cara yang paling umum adalah menggunakan aplikasi ssh melalui barisan perintah di terminal atau konsole maupun putty melalui sistem operasi Windows atau Mac anda.
Sedikit sama menggunakan konsep seperti ini, untuk tipe handphone yang menggunakan Java, anda bisa mencoba aplikasi yang bernama "midpssh" untuk melakukan koneksi ssh langsung melalui hape anda. Sebenarnya, aplikasi semacam ini bisa juga ditemukan di handphone yang menggunakan OS seperti Symbian ataupun Android dan lain sebagainya.
Yang perlu anda lakukan adalah

1. Siapkan handphone berbasis Java ( disarankan menggunakan hp yang ber-WiFi )
2. Downloadlah file midpssh dari http://xk72.com/midpssh/downloadversion.php?version=1.6.0

Silahkan unduh versi yang anda inginkan. Saat tulisan ini dibuat, saya menggunakan yang versi stable http://xk72.com/midpssh/v1.6.0/midpssh-full.jar. Setelah terunduh, silahkan hubungkan hape anda kekomputer dan letakkan file tersebut di kartu memori anda.
Selanjutnya, anda masuk ke kartu memori anda dan lakukan instalasi sama seperti melakukan instalasi theme aplikasi atau semacamnya melalui hp anda. Setelah terpasang, silahkan anda lakukan test dengan menghubungi sebuah server yang sudah mempunyai ssh server. Pada bagian session, masukkan alias, username dan password server anda.

Selamat mencoba

Selasa, 19 Oktober 2010

Workshop: Linux Server Administration (LSA) dan Seminar: Maverick Release Party (MRP)



Politeknik Ganesha Guru menyelenggarakan:

Maverick Release Party ( MRP )
Hari : Sabtu, 20 November 2010
Jam : 09.00-selesai
Fasilitas : CD, Snack, Sertifikat
Kontribusi : Rp. 20.000



Linux Server Administration ( LSA )
Hari : Sabtu, 20 November 2010
Jam : 13.00-selesai
Fasilitas : CD, Snack, Sertifikat, Modul
Biaya : Rp. 60.000 (mahasiswa) dan Rp 80.000 (umum)
** untuk mahasiswa, harap menunjukkan KTM yang valid



Untuk informasi lebih lanjut dan tiket, silahkan menghubungi kami di:
Kampus Politeknik Ganesha Guru & LPBA
Jl. Teuku Umar Barat No. 27 Denpasar
Telp 0361 490 670 Fax 0361 490 671
atau melalui contact person:
Wayan (081 855 2842), Gunada (081 916 339 950)

Selasa, 21 September 2010

Anda Kecanduan Plurk??? Coba Aplikasi Plurkit pada Linux Anda

Sebenarnya banyak ada aplikasi sejenis yang berfungsi mempermudah kita menggunakan plurk seperti prism. Tetapi kali ini kita mencoba yang namanya "Plurkit" yang instalasinya harus menggunakan Adobe AIR Installer Application. Kenapa menggunakan aplikasi ini? Selain tampilannya yg mobile, tentu saja kita jadi bisa menghemat bandwidth.
Oke langsung saja. Hal pertama yang anda perlukan untuk instalasi Plurkit ini adalah menginstall paket Adobe AIR Application Installer pada mesin Linux anda

1. Downloadlah paket Adobe AIR Application Installer tersebut dari sini:


2. Setelah terdownload, anda tinggal mengeksekusi file tersebut dgn perintah :

# ./AdobeAIRInstaller.bin

3. Jika belum berhasil, coba ubah kepemilikan file tersebut dan ulangi perintah diatas
4. Jika AdobeAIRInstaller telah terpasang, anda tinggal mengunduh paket Plurkit.air dari:


5. Jika sudah, anda tinggal klik ganda file tersebut dan lakukan instalasi sesuai petunjuk dari Adobe AIR Installer Application tersebut

Dan selamat ngeplurk dengan aplikasi ini :)


Selasa, 31 Agustus 2010

Memperbaiki Error : Could not reliably determine the server's fully qualified domain name, using 127.0.1.1 for ServerName Pada Apache

Anda mungkin akan mengalami error seperti ini jika anda merestart/start service Apache anda:


* Restarting web server apache2 apache2: Could not reliably determine the server's fully qualified domain name, using 127.0.1.1 for ServerName


Untuk memperbaikinya, bukalah:

#gedit /etc/apache/httpd.conf


Defaultnya, file httpd.conf ini kosong, maka kita tambahkan:

ServerName localhost


Simpan dan restartlah Apache anda.

# /etc/init.d/apache2 restart

Minggu, 04 Juli 2010

Multiple Boot OS Linux, Windows dan OpenSolaris

Sepertinya sudah lama saya tidak update blog ini lagi dikarenakan kesibukan menjelang UAS, Sanggar Telematika dan tentu saja pekerjaan. Ada beberapa hal yang tertunda yang sebelumnya ingin saya posting disini.
Mungkin diantara kita ada yang ingin merasakan beberapa OS berjalan di komputer maupun laptop kita sendiri. Tapi kendalanya mungkin bagaimana caranya? Bagi yang sudah sering gonta-ganti pasang bongkar OS saya kira tidak terlalu mempermasalahkan ini. Permasalahannya cuma satu, yaitu niat haha.
OK, langsung saja. Kali ini saya berikan sedikit tips dan trik untuk melakukan Multiple Boot Linux (Ubuntu, Slackware, OpenSuSE dan Fedora), Windows dan OpenSolaris. Yang pertama kita siapkan tentu saja adalah partisi. Bagilah partisinya untuk masing-masing OS. Banyak utility yang berguna di Linux maupun Windows untuk melakukan pembagian partisi ini. Untuk di linux saya memakai utility cfdisk. Asumsi saya, anda sudah bisa melakukannya. Ingat, untuk Linux satu partisi untuk swap saja sudah cukup.
Berikut daftar partisi saya:

Disk /dev/sda: 320.1 GB, 320072933376 bytes
255 heads, 63 sectors/track, 38913 cylinders
Units = cylinders of 16065 * 512 = 8225280 bytes
Sector size (logical/physical): 512 bytes / 512 bytes
I/O size (minimum/optimal): 512 bytes / 512 bytes
Disk identifier: 0x4d07af7e

Device Boot Start End Blocks Id System
/dev/sda1 1 4863 39062016 83 Linux
/dev/sda2 4864 9726 39062047+ bf Solaris
/dev/sda3 * 9727 14589 39060480 7 HPFS/NTFS
/dev/sda4 14591 38913 195374467 5 Extended
/dev/sda5 24316 24801 3903763+ 82 Linux swap / Solaris
/dev/sda6 14591 19452 39053983+ 83 Linux
/dev/sda7 19453 24315 39062016 83 Linux
/dev/sda8 24802 28752 31736376 83 Linux
/dev/sda9 28753 38913 81618201 7 HPFS/NTFS

1. Pertama, installah terlebih dahulu OS yang paling sombong dalam artian agak sulit mendeteksi OS lain. Dari daftar OS yang tertera di laptop saya, saya installkan Windows terlebih dahulu di partisi /dev/sda3. Tidak mengapa anda menuliskan bootloader Windows pada MBR.
2. Install OpenSolaris kemudian. Pada saat instalasi OpenSolaris anda harus hati-hati meskipun instalernya simple. Saya insallkan OpenSolaris pada /dev/sda2. Ingat, install grubnya pada partisi root. Ingat, Windows dan OpenSolaris hanya bisa diinstall pada partisi Primary. Contoh partisi primary adalah /dev/sda1, /dev/sda2, /dev/sda3, /dev/sda4. untuk /dev/sda4 jangan anda utak-atik apalagi menghapusnya karena didalam partisi tersebut ada partisi Extended tempat kita menaruh OS LinuX kita.
3. Installkan Slackware. Ada sedikit masalah kenapa saya installkan Slackware terlebih dahulu. Permasalahan itu terdapat pada lilo.conf-nya. Meskipun pada test pertama, saya berhasil dengan opsi Windows dan OpenSolaris yang sudah eksis. Slackware sendiri saya installkan di /dev/sda1. Disini, saya menumpuk MBR Windows dengan bootloader lilo dari Slackware. Untuk Linux, partisi swap bisa di share jadi tidak perlu membuat partisi swap lagi untuk masing-masing Linux. Biasanya, anda tidak akan menemukan opsi untuk OpenSolaris anda pada lilo.conf-nya. Jadi anda harus menambahkan sendiri pada /etc/lilo.conf-nya. Baca ini
4. Installkan Fedora. Untuk fedora, grubnya tidak mau menampilkan list OS secara langsung. Anda harus memasukkannya sendiri secara manual. Jika anda mau repot, silahkan. Installkan bootloadernya pada partisi root.
5. Installkan OpenSuSE. Sama seperti fedora. Meskipun tampilan grubnya elegan, tapi saya tidak mau repot dengan utak-atik grub karena beberapa OS tidak mau secara langsung didetek oleh grubnya termasuk OpenSolaris. Installkan juga bootloadernya pada partisi root.
6. Terakhir, yang paling saya suka. Installkan Ubuntu. Nah untuk Ubuntu, semua OS sudah terdeteksi dan tidak ada masalah berarti. Anda silahkan menginstallkan bootloadernya pada MBR. Yang masalah cuma OpenSolaris. Ada trik untuk mendeteksi OpenSolaris kita.
Mungkin jika anda masih memakai grub (bukan grub2) anda hanya menambahkan opsi pada menu.lst-nya. Tapi jujur, saya belum pernah mencobanya. Untuk Grub2, saya sudah mencobanya dan berhasil. Jadi, untuk melakukan customisasi tersebut, tambahkanlah pada /etc/grub.d/40_custom

# nano /etc/grub.d/40_custom

Tambahkan baris berikut:

menuentry "OpenSolaris" {
set root=(hd0,2) //hdo,2 = partisi tempat anda menginstallkan OpenSolaris> /dev/sda2
chainloader +1
}

Save dan kemudian:

# update-grub

Voila!!! OpenSolaris anda sudah terdeteksi meski pada saat anda melakukan update-grub tidak nampak pada terminal. Caranya anda mengetahuinya, restart lah komputer atau laptop anda.

# init 6 atau
# reboot




Senin, 21 Juni 2010

Solusi Instalasi Ubuntu 10.04 Pada Mesin Yang Menggunakan Graphic Card Nvidia

Artikel ini sebenarnya sudah lama ingin saya angkat, tapi berhubung waktu saya selalu tersita untuk hal-hal yang tidak penting, terpaksa saya menunda cukup lama untuk menulisnya. Permasalahan yang umum terjadi dikalangan pengguna kartu grafis nvidia adalah terjadinya flicker yang tentu saja membuat kita panik. Hal ini terjadi karena driver bawaan ubuntu (nouveau) yang bentrok dengan kartu grafisnya. Untuk permasalahan ini, sebaiknya banyak-banyak googling agar tidak salah persepsi :)
OK langsung saja, berikut ada 2 cara untuk menangani flicker seperti ini, cara pertama:

1. Masukkan CD Live Ubuntu
2. Pada saat booting dan muncul opsi live , install dan sebagainya, ketik F6 di keyboard
3. Pilih opsi nomodeset atau
4. Pada saat opsi booting muncul, tekan tab atau tombol e
5. tambahkan opsi nomodeset setelah kata quiet
6. Kemudian tekan Ctrl+X untuk booting dengan opsi tersebut
7. Lakukan instalasi seperti biasa

Langkah kedua adalah sebagai berikut:
1. Masukkan CD Installer atau CD Alternate Ubuntu
2. Jika menggunakan Live CD Ubuntu, lakukan langkah seperti diatas
3. Lakukan instalasi seperti biasa
4. Setelah instalasi finish, masuklah ke mode recovery
5. Pilih opsi drop to root prompt
6. Setelah berhasil, lakukan penghapusan driver bawaan nouveau dari ubuntu anda

# apt-get remove nvidia*
# apt-get remove xserver-xorg-video-nouveau

7. setelah itu, blacklist saja driver bawaan tersebut agar tidak dimuat lagi oleh ubuntu

# nano /etc/modprobe.d/blacklist.conf

masukkan:

blacklist nouveau
blacklist nvidiafb

8. Karena pada saat recovery mode ini kita bermain di init 1 (single user mode) , maka berpindahlah dulu ke init 3
9. Setelah semua sudah dilakukan, lakukan instalasi driver nvidia yang baru. Driver ini bisa didownload langsung dari situsnya
10 Jika sudah mempunyai driver tersebut di hdd atau flashdisk anda, arahkan ke lokasi anda menyimpan file tersebut dan installkan!

Selamat Mencoba.


Selasa, 15 Juni 2010

Paket Multimedia Untuk OpenSUSE™

Mungkin agak nyeleneh bentuk dukungan saya terhadap Tim Nasional Jerman™ diajang Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Bentuk dukungan saya berupa, pemakaian OpenSUSE™. Sebetulnya, jauh sebelum piala dunia dimulai, OpenSUSE™ sudah eksis berdampingan dengan 5 OS lainnya di laptop saya. OK,lanjut saja sebelum pembicaraan mengarah kemana-mana hehe.
Permasalahan pertama bagi saya terutama dan anda juga mungkin, OpenSUSE™ tidak menambahkan paket multimedia secara default. Jadi kita harus sedikit putar otak mencari solusinya. Hampir sama seperti Ubuntu™, paket multimedia tidak disertakan karena masalah lisensi :) Tapi tenang, kita masih tetap bisa menambahkan paket multimedia pada OpenSUSE™ kita. Ikuti langkah berikut dan pastikan, koneksi internet anda memadai :)

1. Tambahkan repository packman:

# zypper ar http://packman.jacobs-university.de/suse/11.2/ packman-Germany

2. Carilah paket codec

# zypper se codec

Perhatikan, jika ada pertanyaan dari hasil pencarian tersebut, ketikkan "t" yang artinya anda mempercayai key dari sign key tersebut.

3. Instalkan paket multimedia

# zypper in kde3-k3b-codecs libxine1-codecs libavcodec52 w32codec-all

Ketikkan pilihan "2" agar depedensi paket bisa didapatkan secara sempurna. Sampai disini, silahkan menunggu :))

Bentuk dukungan yang positif kan? Hahaha.. daripada judi bola! (idiot)

Sabtu, 15 Mei 2010

Instalasi Virtual Box pada OpenSolaris

Ini adalah artikel pertama menggunakan OpenSolaris. Sama seperti install software lainnya entah itu Linux,BSD ataupun yang lainnya caranya hampir sama. Cuma disini ada sedikit perbedaan yang tidak terlalu mencolok. Bagi para pakar UNIX, disarankan mengabaikan artikel ini karena ini murni untuk newbie.
Yang membuat saya tertarik memasang Virtual Box karena software ini juga dibuat oleh Sun, yang notabene juga berpengaruh terhadap development OpenSolaris. Selain itu, saya kira semua perangkat lunak yang dibawahi oleh Sun pasti berjalan dengan baik diatas OpenSolaris. Teori ini perlu dibuktikan dulu hehe.
OK langsung saja menuju situs Sun untuk mengunduh Virtualbox :) Silahkan klik disini saja. Unduhlah dan silahkan ekstrak. Kemudian jalankan terminal dan login sebagai root:

# pkgadd -d VirtualBox-3.1.8-SunOS-r61349.pkg

Untuk melakukan instalasi tanpa mode interaktif, tambahkan opsi -n -a autoresponse SUNWvbox setelah perintah pkgadd.
Jika ada pilihan setelah melakukan eksekusi tersebut, ketikkan saja "all" atau "1" kemudian "y".
Setelah semua sudah selesai, anda bisa memanggil virtualbox yang baru saja anda pasangkan di OpenSolaris anda dengan mengetikkan perintah diterminal: "VirtualBox" (tanpa tanda kutip). Atau bisa melalui menu Applications | System Tools | Sun VirtualBox

Nah, jikalau anda ingin menghapus aplikasi VirtualBox ini dari mesin OpenSolaris anda lakukanlah perintah:

# pkgrm SUNWvbox

Dan lakukan perintah berikut untuk menghapus VirtualBox kernel interface module:

# pkgrm SUNWvboxkern

Tapi harap diingat, perintah ini untuk menghapus VirtualBox versi 3.0.x atau yang lebih rendah.

Selamat Mencoba



Dual Boot Slackware 13 dan Open Solaris serta Solusinya

Berawal dari keisengan saya pasca gagalnya saya melakukan instalasi Ubuntu Lucid (yang saya belum tahu kenapa penyebabnya),akhirnya laptop Asus K40IN saya pasangkan OS Linux dan Solaris. Linux pertama yang membuat saya ngiler mencobanya adalah Slackware dan untuk Solaris karena kebetulan saya pingin nyoba turunan Unix yang lain saya pilihkan OpenSolaris (Meski sebelumnya sempat berkali-kali nyoba install PCBSD dan nihil).
OK, karena Solaris agak sombong dan selalu ingin di partisi Primary, saya pasangkan OpenSolaris terlebih dahulu. Proses instalasinya gampang sekali tinggal sebelumnya anda mempersiapkan sebuah partisi khusus bertipe primary dengan filesistem ZFS atau sebuah partisi bertipe apa saja asalkan dia primary. Proses instalasinya tidak banyak menuntut apa-apa karena sebelumnya sudah saya persiapkan semuanya dengan bantuan DVD Slackware saya.
Sudah finish? Finishlah.. wong instalasinya gak susah kayak linux. Nah jika sudah, nikmati saja dulu deh desktop Gnome si OpenSolaris sepuas-puasnya. Jika sudah puas, nanti kita bahas masalah yang berkaitan dengan OpenSolaris di bagian lain :) Nah jika sudah, mari kita bertempur dengan distro Slackware!! Oh yeah!! I'm ready to rock baby haha
Instalasinya sama seperti distro yang lain sebenarnya. Tinggal kita sendiri apakah paham dengan proses instalasi yang melalui GUInya atau tidak. Jika itu sudah paham, niscaya instal apapun, mau mode text mau GUI pasti gampang :) OK, anggap sudah terinstal dengan baik dan sekarang saatnya anda reboot pasca instalasi. Mirip dengan tutorial dibawah jika mengalami kendala di sesi X nya.
Nah lo.. OpenSolarisnya ga nongol cuy!! WTH? Apakah anda yakin sudah menginstall ditempat yang benar atau malah anda menumpuk partisi tersebut dengan Slackware anda?? Ya sudah, masuk ke terminal di Slackware anda, pastikan dulu:

# fdisk -l

Sudah ketemu? Kalau di laptop saya, /dev/sda1 adalah Slackware sedang /dev/sda2 adalah OpenSolaris saya. Nah ini inti permasalahannya. Kita ingin mengembalikan OpenSolaris kita agar mau dibaca oleh lilo Slackwre anda. Caranya, ketikkan:

# nano /etc/lilo.conf

Tambahkan dibagian paling bawah:

other = /dev/sda2
label = OpenSolaris
table = /dev/sda

Kemudian save dan jalankan:

# lilo -v

Untuk membuktikannya, silahkan cek dengan:

# lilo -C /etc/lilo.conf

Jika tidak ada pesan error berarti tidak ada masalah dan anda sudah bisa mendapatkan Slackware dan OpenSolaris anda.


credit to: priyo-atmojo

Kamis, 13 Mei 2010

Instalasi Slackware 13 dan VirtualBox

Setelah saya sedikit kecewa dengan performa Ubuntu Karmic saya yang lebih sering hang dan lambat (bug bug bug) akhirnya saya tergiur juga mencoba OS Linux yang konon katanya lebih ruwet dan serba manual (hmnnn kira-kira sama seperti Gentoo yah?? i'm really n00b). Slackware telah menggoda saya berkali-kali. Instalasi pertama saya lakukan diatas VirtualBox. Tapi itu belum cukup bagi saya. Saya ingin menikmatinya secara penuh :)
Akhirnya bertepatan dengan jatuhnya Hari Raya Galungan tepat jam 12.00 am dini hari saya putuskan untuk melakukan instalasi ulang sekaligus mengatur hardisk agar bisa dipakai untuk OS lain (yang sebelumnya dimakan semua oleh Ubuntu dan Fedora. No Windows loh!). Proses instalasi yang dulu saya pikir susah ternyata tidak begitu. Tapi pengetahuan saya masih kurang tentang partisi dan saya pakai sekenanya saja.
Intinya, saat kita menginstal Slackware cara paling gampang untuk membagi partisi adalah menggunakan utiliti cfdisk. Ini lebih gampang daripada fdisk yang menuntut kita lebih advance. Untuk proses instalasi yang lebih mendetail, disarankan membaca Manual Booknya yang sudah terdapat di DVD instalasinya :)
Anggap instalasi telah selesai :p dan desktop cling KDE belum bisa saya nikmati (doh). WTH is goin on?? Untungnya sebelum saya format si Karmic saya sempat selamatkan driver NVidia untuk laptop saya. Tanpa berpikir panjang, driver tersebut saya pasangkan. Instalasi tidak begitu lama dan kita hanya mengikuti petunjuknya saja. Setelah selesai, saya ketikkan:

# startx atau
# init 4

untuk dapat menikmati indahnya desktop KDE si Slacky :) Jika anda menginginkan Slackware anda langsung memanggil sesi X pada saat login, maka ubahlah default skrip inittabnya:

# nano /etc/inittab

maka akan muncul seperti ini:


#
# inittab This file describes how the INIT process should set up
# the system in a certain run-level.
#
# Version: @(#)inittab 2.04 17/05/93 MvS
# 2.10 02/10/95 PV
# 3.00 02/06/1999 PV
# 4.00 04/10/2002 PV
#
# Author: Miquel van Smoorenburg,
# Modified by: Patrick J. Volkerding,
#

# These are the default runlevels in Slackware:
# 0 = halt
# 1 = single user mode
# 2 = unused (but configured the same as runlevel 3)
# 3 = multiuser mode (default Slackware runlevel)
# 4 = X11 with KDM/GDM/XDM (session managers)
# 5 = unused (but configured the same as runlevel 3)
# 6 = reboot

# Default runlevel. (Do not set to 0 or 6)
id:3:initdefault:

# System initialization (runs when system boots).
si:S:sysinit:/etc/rc.d/rc.S

# Script to run when going single user (runlevel 1).
su:1S:wait:/etc/rc.d/rc.K

# Script to run when going multi user.
rc:2345:wait:/etc/rc.d/rc.M

# What to do at the "Three Finger Salute".
ca::ctrlaltdel:/sbin/shutdown -t5 -r now

# Runlevel 0 halts the system.
l0:0:wait:/etc/rc.d/rc.0

# Runlevel 6 reboots the system.
l6:6:wait:/etc/rc.d/rc.6

# What to do when power fails.
pf::powerfail:/sbin/genpowerfail start

# If power is back, cancel the running shutdown.
pg::powerokwait:/sbin/genpowerfail stop

# These are the standard console login getties in multiuser mode:
c1:1235:respawn:/sbin/agetty 38400 tty1 linux
c2:1235:respawn:/sbin/agetty 38400 tty2 linux
c3:1235:respawn:/sbin/agetty 38400 tty3 linux
c4:1235:respawn:/sbin/agetty 38400 tty4 linux
c5:1235:respawn:/sbin/agetty 38400 tty5 linux
c6:12345:respawn:/sbin/agetty 38400 tty6 linux

# Local serial lines:
#s1:12345:respawn:/sbin/agetty -L ttyS0 9600 vt100
#s2:12345:respawn:/sbin/agetty -L ttyS1 9600 vt100

# Dialup lines:
#d1:12345:respawn:/sbin/agetty -mt60 38400,19200,9600,2400,1200 ttyS0 vt100
#d2:12345:respawn:/sbin/agetty -mt60 38400,19200,9600,2400,1200 ttyS1 vt100

# Runlevel 4 used to be for an X window only system, until we discovered
# that it throws init into a loop that keeps your load avg at least 1 all
# the time. Thus, there is now one getty opened on tty6. Hopefully no one
# will notice. ;^)
# It might not be bad to have one text console anyway, in case something
# happens to X.
x1:4:respawn:/etc/rc.d/rc.4

# End of /etc/inittab

Lihatkan?? Defaultnya adalah init 3 dan itulah mengapa setiap Slackware anda login maka akan tampil console bukan X. Cara untuk mengubahnya adalah anda tinggal mengganti Default runlevelnya yang sebelumnya init 3 menjadi init 4. Kemudian simpan dan coba restart

# reboot atau
# init 6

Sampai disni sudah cukup sepertinya. Kemudian instalasi berikutnya saya pasangkan VirtualBox untuk membantu saya karena saya mendapatkan matkul Windows Server 2003 dan saya sangat keberatan jika itu terinstal permanen di laptop saya :p
Bertanya ke mbah Gugel saya diarahkan ke forum LQ, dari sana diarahkan ke Slackbuild dan ujung-ujungnya pagi-pagi saya pusing ria menghadapi Slackware baru ini yang disebabkan kekurang pahaman saya :) Dan ternyata, menengok ke situsnya Sun, ternyata ada instalernya yang tinggal install dan tidak berbelit mencari depedency (doh). Ya sudah tinggal sedot dan tunggu sekian menit, kemudian saya instalkan VirtualBox:

# sh VirtualBox-3.1.8-61349-Linux_x86.run

dan VirtualBox pun berjalan.







Minggu, 11 April 2010

Membuat Repository Lokal Ubuntu

Berawal dari koneksi speedy kampus yang lebih sering down gara-gara modemnya sedikit bermasalah, maka untuk menunjang perkuliahan Linux Sysadmin dibuatlah repository lokal ini yang berawal dari ide Pan Belog yang menginginkan adanya sebuah server repository untuk melayani instalasi yang bersifat lokal dan tidak perlu terhubung internet. Linux yang digunakan adalah Linux Ubuntu 9.04 karena linux ini sudah lebih dahulu ada di beberapa komputer Lab A dan tidak mengapa memakai yang versi lama untuk belajar.
Awalnya saya pikir, wah gimana ya caranya karena tugas itu diberikan kepada saya. Saya berpikir sih sepertinya mudah dan saya harus mencobanya :) Setelah browsing tidak begitu lama, saya temukan caranya ternyata tidak begitu sulit yang dipikirkan. Saya memilih membuat server repository menggunakan FTP dari pada webserver yang disarankan oleh bos saya dan saya pikir sama saja.
Baiklah, langkah-langkah yang harus anda lakukan antara lain:
1. DVD Repository Ubuntu 9.04 atau file iso-nya
2. Paket FTP (proftpd, vsftpd atau yang lainnya)
3. Sebuah host (Ubuntu) untuk menjadi server
4. LAN yang tidak bermasalah
5. Kemauan

Sebagai tahap awal, belilah DVD Repo 9.04 atau unduh (kalau saya berhasil mengunduhnya dalam waktu seminggu plus dihitung jeda downloadnya dan jumlah file isonya itu diatas 20 GB). Jika anda bersyukur sudah mendapatkannya, maka barulah kita berlanjut ke langkah berikutnya, yaitu instalasi server FTP. Instalkanlah paket FTP (saya menggunakan proftpd) bisa melalui DVD Reponya atau langsung dari internet

# apt-get install proftpd

Setelah terinstal, bukalah konfigurasi dari file proftpd.conf

# pico /etc/proftpd/proftpd.conf

Untuk dapat login tanpa password ke server ftp yang baru saja kita install, hilangkanlah tanda "#" pada kalimat yang berisikan Anonymous User. Atau kalau anda mau repot, ketikkan seperti berikut:

User ftp
Group nogroup
UserAlias anonymous ftp
DirFakeUser on ftp
DirFakeGroup on ftp
RequireValidShell off
MaxClients 10
DisplayLogin welcome.msg
DisplayFirstChdir .message
DenyAll

Setelah semua siap, maka kita perlu melakukan sedikit modifikasi lagi di direktory FTP kita:

# chown -Rf root.root /home/ftp
# /etc/init.d/proftpd restart
# mkdir /home/ftp/pub
# chown -Rf ftp.nogroup /home/ftp/pub

Selanjutnya adalah mounting image dari DVD Repo kita. akan lebih gampang kalau kita memakai isonya saja. Jadi bagi yang sudah terlanjur membelinya dalam bentuk DVD, tidak usah khawatir. Kita akan membuat file iso dari DVD Repo kita. Perhatikan seksama direktori tujuan anda ketika menaruh image repo kita (saya menaruhnya di direktori /home/Documents) >> Lewati langkah ini jika anda sudah punya iso-nya

$ pwd
/home/user
$ cd Documents
$ pwd
/home/user/Documents

Masukkan DVD no.1 ke drive DVDROM anda dan lakukan perintah dibawah ini sampai ke DVD terakhir (proses ini akan memakan cukup waktu)

$ dd if=/dev/cdrom of=repo1.iso
$ dd if=/dev/cdrom of=repo2.iso
$ dd if=/dev/cdrom of=repo3.iso
$ dd if=/dev/cdrom of=repo4.iso
$ dd if=/dev/cdrom of=repo5.iso
$ dd if=/dev/cdrom of=repo6.iso

Setelah semua menjadi iso, buatlah direktori dari masing-masing image repo kita di direktori server FTP kita:

# mkdir /home/ftp/pub/jaunty-repo1
# mkdir /home/ftp/pub/jaunty-repo2
# mkdir /home/ftp/pub/jaunty-repo3
# mkdir /home/ftp/pub/jaunty-repo4
# mkdir /home/ftp/pub/jaunty-repo5
# mkdir /home/ftp/pub/jaunty-repo6

Langkah berikutnya adalah melakukan mounting ke direktori di FTP server kita dari image iso yang tadi kita buat

# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo1.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo1
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo2.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo2
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo3.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo3
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo4.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo4
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo5.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo5
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo6.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo6

Sampai disini, sekarang coba ubahlah sources.list di client dengan menambahkan:

deb ftp://192.168.2.162/pub/jaunty-repo1/ jaunty main restricted multiverse universe
deb ftp://192.168.2.162/pub/jaunty-repo2/ jaunty main restricted multiverse universe
deb ftp://192.168.2.162/pub/jaunty-repo3/ jaunty main restricted multiverse universe
deb ftp://192.168.2.162/pub/jaunty-repo4/ jaunty main restricted multiverse universe
deb ftp://192.168.2.162/pub/jaunty-repo5/ jaunty main restricted multiverse universe
deb ftp://192.168.2.162/pub/jaunty-repo6/ jaunty main restricted multiverse universe

dimana ftp://192.168.2.162 adalah nama server FTP saya, sesuaikan dengan komputer anda. Dan lakukan perintah:

# apt-get update

Sekarang anda dapat melakukan instalasi paket Ubuntu tanpa perlu koneksi internet.

Biasanya, setelah komputer kita restart maka semua image yang tadi kita mount akan hilang dan kita harus mount lagi seperti langkah sebelumnya. Untuk membuatnya mount otomatis ketika komputer baru menyala, tambahkan perintah mount tadi ke

# pico /etc/rc.local

tambahkan perintah mount yang sebelumnya:

# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo1.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo1
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo2.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo2
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo3.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo3
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo4.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo4
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo5.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo5
# mount -t iso9660 -o loop /home/user/Documents/repo6.iso /home/ftp/pub/jaunty-repo6

Sampai tahap ini, maka tiap komputer server anda menyala, maka secara otomatis iso repository anda langsung bisa termount.

Senin, 29 Maret 2010

Install Ubuntu 8.04 LTS Server + GUI

Setelah kejadian komputer yang saya fungsikan sebagai server lokal tiba-tiba rusak (katanya sih power supplay perlu diganti) saya berpikir untuk mencari tumbal baru sebagai server. Sebelumnya, di PC tersebut terinstall LinuxMint 7 Gloria. Semua baik-baik saja sebelum tiba-tiba restart sendiri dan mati :(
Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya salah satu komputer di Lab B yang lama tidak dipakai karena OS-nya rusak berhasil saya amankan (sebelumnya terinstall Windows XP SP2). Tanpa berpikir panjang, saya pun berniat merubahnya menjadi PC Server. Tapi masalah terjadi karena saya tidak punya OS Server. Saya yang sudah terbiasa dengan Ubuntu pun mulai berburu Ubuntu Server LTS untuk mendapatkan support lebih lama (Saya sebenarnya punya Ubuntu Server 9.04 dan 9.10 hehe). Tapi pilihan saya tetap jatuh ke Ubuntu 8.04 LTS Server dengan berbagai pertimbangan :)
Begitu Ubuntu 8.04 LTS Server terunduh, saya siap membakarnya dengan sudah menyiapkan CD Blank hasil todongan dari mahasiswa yang meminta software. Tanpa ba-bi-bu saya langsung berangkat ke lab bersama anak training menginstall Ubuntu Server tersebut.
Instalasi Ubuntu Server tidak jauh berbeda dengan instalasi versi desktop tetapi Ubuntu Server berbasis teks dan itu bukan halangan. Setelah beberapa lama, instalasi pun selesai saya lakukan sambil mengajari anak training. Saya tambahkan aplikasi FTP Server, Samba Server, dan SSH Server. Untuk aplikasi yang lain, menyusul karena tidak begitu diperlukan saat itu setelah instalasi.
Tapi ketika mencoba memonitoring server menggunakan GUI, saya menemui masalah karena secara default, Ubuntu Server tidak menyertakan GUI. Pernah saya berpikir untuk melakukan perintah $ sudo apt-get install ubuntu-desktop tapi tidak jadi saya lakukan karena terkesan janggal dan aneh. Jikalau itu saya lakukan bukankah malah akan menghapus Server dan menginstall Desktop?
Kecurigaan saya berdasar dan berdasarkan petunjuk dari Buku Ubuntu Administration Server pun tidak menganjurkan menggunakan opsi seperti itu. Nah kalau dirasa perlu menginstalkan GUI di Server, gunakan baris perintah berikut:

$ sudo apt-get install xserver-xorg xfonts* gnome gdm

Perintah tersebut secara otomatis akan menambahkan aplikasi pendukung untuk GUI pada komputer server anda. Instalasi akan memakan cukup waktu bagi bandwidth yang rendah. Setelah terinstal, saya pun bebas menguasai server ini melalui koneksi FTP, SSH maupun RDC.

Selasa, 23 Maret 2010

Menginstal Font Windows di Linux Ubuntu

Berawal dari ketidak puasan akan database fonts yang dimiliki oleh aplikasi Open Office di Ubuntu saya, maka saya memutuskan untuk menambahkan fonta baru dari font-font yang umumnya dipakai di OS Windows. Namun tunggu dulu! Di Ubuntu tidak semudah menginstal font di OS Windows. Jadi saya harus tanya oom Google dulu. Hehe (bego on action)

Selidik punya selidik ternyata menginstal font di Ubuntu malah sama gampangnya dengan menginstal font di Windows (doh)! Yang perlu dilakukan adalah:

1. Download fonta gratis dulu di Dafont atau situs yang lain
2. Setelah terkompilasi semua font hasil unduhan anda, buatlah sebuah folder di /home/user yaitu .font

$ mkdir .fonts

atau lebih simplenya, masuk ke direktory /home/user anda, klik kanan create folder

3. Setelah itu, ya tinggal anda copy paste semua font unduhan anda ke dalam folder tersebut!
4. Dan sekarang cobalah aplikasi Open Office, selamat! Font sudah terpasang.

Nah lo?? Koq foldernya tidak eksis? Ya tentu saja tidak eksis karena anda membuat sebuah folder hidden. Caranya, di window menu view, pilihlah show hidden files :)

Rabu, 17 Maret 2010

Tips: Merubah Posisi Letak Menu Maximize, Minimize dan Close ala Mac OS di Mesin Ubuntu

Ini asli iseng saja. Tapi tidak ada salahnya untuk berbagi tips cara merubah posisi menu Max, Min dan Close agar hampir menyerupai MacOS. Tidak begitu sulit, caranya adalah:

1. Tekan kombinasi tombol Alt+F2
2. Kemudian ketikkan gconf-editor dan enter
3. Pada bagian Apps, pilihlah Metacity
4. Kemudian cari bagian General > Button Layout
5. Ubahlah nilainya menjadi : close,maximize,minimize:menu
6. Kemudian OK

Perhatikan, posisi tombol tersebut sudah berubah. Semoga sukses.
*maaf tanpa skrinsut*

Sabtu, 13 Maret 2010

Fedora 13 Alpha "Goddard" Dirilis

Setelah beberapa waktu lalu Fedora 12 Constantine dirilis, akhirnya tepat tanggal 9 Maret 2010, versi alpha dari Fedora 13 dirilis. Versi anyar dari Fedora Project ini dinamakan "Goddard". Ada beberapa feature yang diperbaiki dari versi sebelumnya. Untuk referensi lengkapnya, silahkan berkunjung ke situs Fedora Project.

Berikut petikan dari Distrowatch tentang release Fedora terbaru ini:

Jesse Keating has announced the availability of the first alpha release of Fedora 13: "The Fedora 13 'Goddard' alpha release is available. Among the top features for end users, we have: automatic print driver installation so when you plug in a USB printer, Fedora will automatically offer to install drivers for it if needed; automatic installation of language packs; redesigned user management interface; color management to better set and control your colors for displays, printers, and scanners; NetworkManager improvements include CLI; experimental 3D extended to free Nouveau driver for NVIDIA cards." See therelease announcement and release notes for further details. Download (torrents): F13-Alpha-i686-Live.iso (835MB, SHA256, torrent), F13-Alpha-i686-Live-KDE.iso (714MB,SHA256, torrent), F13-Alpha-x86_64-Live.iso (842MB, SHA256, torrent), F13-Alpha-x86_64-Live-KDE.iso (705MB, SHA256, torrent).

Jumat, 05 Maret 2010

Mengembalikan Grub Ubuntu 9.10

Seperti biasanya, setelah kita menginstal ulang kompie maupun lappie kita yang sebelumnya terinstall OS Linux, maka grub dari OS tersebut akan tertimpa bootloader dari OS yang baru saja kita install. Di kasus ini, teman saya baru saja menginstall Windows 7 Professional (dan tentunya bukan ori melainkan hasil unduhan hehe -dasar).
Kasusnya, sebelumnya sudah terinstall Windows 7 Home Edition dan Ubuntu Karmic. Tapi karena tidak puas akan kinerja ataupun lisensi yang sepertinya membuat Windows 7 yang ada di lappienya menjadi agak "aneh". Maka diputuskanlah untuk mengunduh Windows 7 Professional yang baru plus serial numbernya. (duh..)
Nah, akhirnya kebingungan terjadi setelah Windows 7 tersebut terinstall. Teman saya tidak bisa login ke mesin Ubuntu-nya. Akhirnya, diapun minta bantuan ke saya untuk menanganinya. Jujur, sebelumnya saya belum pernah mengalami hal ini karena di lappie saya hanya ada Ubuntu Karmic dan Fedora Constantine :))
Tanpa berpanjang lebar lagi, berikut cara yang mesti anda lakukan untuk menyelamatkan grub anda:

1. Siapkan CD Ubuntu Live ataupun Ubuntu USB Live anda
2. Lakukan booting dari Ubuntu live
3. Setelah masuk ke Ubuntu live, bukalah terminal dan login sebagai root
4. Cek list ketersediaan hardisk di lappie anda dengan perintah:

# fdisk -l

5. Lakukan mount untuk partisi tempat ubuntu anda berada. Dikasus ini, teman saya menginstal ubuntunya di drive /dev/sda6

# mount /dev/sda6 /mnt/
# mount -t proc proc /mnt/proc/
# mount -t sysfs sys /mnt/sys/
# mount -o bind /dev/ /mnt/dev/
# chroot /mnt /bin/bash

6. Setelah termount, kemudian kita kembalikan grub ke MBR dengan perintah:

# grub-install /dev/sda

7. Sekarang kita kembalikan grub ke partisi linux-nya

# grub-install /dev/sda6

Kemudian lakukan restart sistem linux anda :)

Dan selamat, bootloader linux anda telah kembali. Maaf tanpa skrinsut, tapi ini sukses saya lakukan di lappie teman saya.


Selasa, 02 Maret 2010

WARNING: REMOTE HOST IDENTIFICATION HAS CHANGED! Dan Solusinya

Itulah secuil masalah yang sempat saya temukan di lappie saya ketika berusaha mengakses ssh server yang baru saja saya install di Ubuntu Server 8.04 LTS saya. Entah apa yang terjadi. Ketika saya mencoba mengakses ssh server, pesan itu muncul begitu saja di lappie saya. Berikut skrinsut lengkapnya:


Meskipun begitu, saya tidak menyerah dan mencari solusinya. Setelah browsing tidak begitu lama, akhirnya saya menemukan solusinya. Caranya:

1. Bukalah terminal
2. ketikkan:

# cd ~

3. kemudian enter dan tambahkan baris berikut:

# pico .ssh/known_hosts

4. Hapuslah semua key yang ada di file tersebut (devil) kemudian save.
5. Setelah itu, lakukan perintah:

# ssh-keygen -R server (nama server adalah nama hostname dari remote host mesin linux anda)

Adapun cara tercepatnya adalah dengan menghapus file known_hosts tersebut. Muncul pesan seperti diatas juga disebabkan karena ssh client melupakan semua host key yang tercatat didalamnya. Setelah anda login lagi melalui ssh, maka akan dibuat file known_hosts yang baru.

Kamis, 18 Februari 2010

Bitnami LAMPStack

Ini adalah aplikasi yang bagus bagi anda yang menginginkan aplikasi apache, mysql untuk pemrogaman PHP ada dalam satu paket. Kalau di OS Windows hampir mirip dengan XAMPP (meski XAMPP versi linux juga ada dan LAMPStack versi Windows juga tersedia). Umumnya, jika sudah terbiasa dengan linux, biasanya kita menginstall satu-satu paket seperti apache, mysql serta library pendukungnya. Tidak jarang juga, kita yang sama sekali belum menyentuh pemrogaman PHP di linux akan sedikit mengalami kendala. (walaupun sebenarnya telah terinstall di direktori /var/www jika kita menginstal paket tersebut satu persatu)

Untuk proses instalasi Bitnami LAMPStack ini tidaklah begitu sulit. Pertama, downloadlah paket tersebut di sini . Kemudian jika paket bin tersebut telah terdownload, bukalah terminal. Pada terminal, tentukan direktori tempat anda mendownload file tersebut. Jika sudah, ketikkan perintah berikut (kebetulan saya memakai bitnami versi ini : bitnami-lampstack-1.2-0-linux-installer.bin)

# ./bitnami-lampstack-1.2-0-linux-installer.bin

Tunggu sampai muncul window untuk proses instalasinya. Tinggal klik next/forward. Tentukan di direktori mana anda menginstallnya (kalau saya di direktori /opt )Pada saat muncul window untuk mengisikan password mysql, buatlah password yang mudah diingat oke? Kemudian lanjutkan instalasi.
Jika instalasi sudah selesai, cobalah buka melalui browser dengan mengetikkan http://localhost:8080 kemudian enter. Anda akan menemukan halaman index dari LAMP sudah terload. Untuk masuk ke mysql (PMA=PHPMyAdmin), ketikkan : http://localhost:8080/phpmyadmin dan masukkan username "administrator" dengan password yang sudah anda buat sebelumnya pada saat proses instalasi.
Untuk menghentikan service dari apache ataupun mysql, pertama, masuklah ke direktori instalasi LAMPStack anda. Kemudian ketikkan perintah:

# ./ctlscript.sh stop apache
# ./ctlscript.sh stop mysql

Untuk memulai service apache ataupun mysql, gunakan perintah:

# ./ctlscript.sh start apache
# ./ctlscript.sh start mysql

Untuk merestart service, gunakan perintah:

# ./ctlscript.sh restart apache
# ./ctlscript.sh restart mysql

Jika anda hanya melakukan coding saja tanpa menggunakan database mysql, anda cukup memakai service apache saja :)

Maaf untuk mastahhh yang membaca artikel ini. Terlalu banyak kekurangan :)

Jumat, 12 Februari 2010

Instalasi Kismet dan Konfigurasinya pada Asus K40IN serta Ubuntu 9.10

Apa itu Kismet?? Mungkin tools ini masih asing bagi sebagian dari kita yang baru belajar tentang OS Linux. Tapi dikalangan hacker, ini sudah menjadi konsumsi mereka setiap hari. Hari ini saya mencoba mengulas tentang tools ini. Mohon maaf jika ada kekurangan :)
Inspirasi saya mengenai Kismet ini terlintas ketika secara tidak sengaja melihat aplikasi Netstumbler yang running di OS Windows. Tools ini sendiri adalah tools untuk mengecek dan mengukur kekuatan sinyal dari sebuah wireless. Bagi hacker, tools ini berfungsi untuk melalukan sniffing dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya, silahkan kunjungi situs ini.
Langsung saja, untuk menginstallnya di OS Ubuntu anda, perhatikan dahulu, apakah interfaces wireless anda didukung oleh Kismet :) cek disitusnya OK?? Jalankan perintah ini di terminal:

$ sudo apt-get install kismet

Tunggu sampai proses instalasi selesai. Kemudian jika sudah terinstal, editlah file konfigurasinya di /etc/kismet/kismet.conf

$ sudo pico /etc/kismet/kismet.conf

Pada bagian "# YOU MUST CHANGE THIS TO BE THE SOURCE YOU WANT TO USE" gantilah opsi source-nya menjadi :

source=ath5k,wlan0,yanix

Ingat! ath5k adalah driver wireless Asus K40IN saya. Untuk driver wireless interfaces anda, tentukan sendiri dengan perintah:

# lshw -C network

sedangkan yanix adalah user anda sendiri :)

Untuk menjalankannya, gunakan perintah:

$ sudo kismet

Untuk keluar dari aplikasi tersebut, tekan tombol Q. Nah, untuk saat ini, wireless interface anda belum bisa dipakai, kenapa?? karena menurut master-master saya, wireless interfaces anda sedang di monitoring oleh kismet. Untuk mengembalikannya dari mode monitoring ke mode manage, gunakan perintah berikut:

# ifconfig wlan0 down
# iwconfig wlan0 mode manage
# ifconfig wlan0 up

Tunggu beberapa saat sampai wireless interface anda mulai normal hehe.

credit to: Priyo-atmojo dan Ewlight. Thanks for sharing... :D

Senin, 08 Februari 2010

Telkomsel SMS Campus

Lembaga Pendidikan Bali Asia (LPBA) bekerjasama dengan Telkomsel untuk menerapkan layanan Short Message Service(SMS) Campus untuk memberikan informasi kampus khususnya informasi akademik bagi seluruh civitas akademika LPBA maupun orang tua/wali dari mahasiswa.
Civitas akademika atau orangtua/wali bisa mendaftar melalui nomor dari Telkomsel (kartuHALO, simPATI, dan Kartu As) dengan format KAMPUS LPBA kirim ke 3400 . Setelah itu, bila ingin mendapatkan informasi akademik (Nilai Matakuliah, Nilai IPS, Nilai IPK) bisa mengikuti format sebagai berikut:
  • Untuk Nilai Matakuliah format sms : LPBA NIM KDMK
NB: NIM (Nomor Induk Mahasiswa) Masing-masing
  • KDMK (Kode Mata Kuliah)
  • Contoh: LPBA 090010005 C12

  • Untuk Nilai IPS Format sms : LPBA NIM IPS TahunAkademikSemester
  • Contoh: LPBA 090010005 0910A
  • NB: IPS (Indeks Prestasi Sementara)
  • 0910(Tahun Ajaran)
  • A (Semester Ganjil) sedangkan untuk semester Genap kodenya adalah B

  • Untuk Nilai IPK Format sms: LPBA NIM IPK
  • Contoh: LPBA 090010005 IPK

Diharapkan dengan adanya fasilitas "SMS Campus" ini mahasiswa bisa mendapatkan informasi lebih cepat tanpa harus datang ke kampus.

Minggu, 07 Februari 2010

Tuning Gitar Menggunakan gtkGuitune

Belum pernah terpikir oleh saya jika beragam aplikasi hebat berjalan di Linux dan tentu saja tidak kalah hebat dengan software berbayar. Setelah sebelumnya puas dengan aplikasi Audacity untuk merecord suara gitar saya, kali ini ada satu aplikasi yang bernama gtkGuitune yang fungsinya adalah untuk menyetel suara gitar atau istilahnya tuning gitar.

Aplikasi ini tergolong simpel dan mudah digunakan. Anda tinggal menghubungkan gitar anda ke komputer dan menjalankan aplikasi ini. Selanjutnya, anda tinggal menekan los senar gitar anda dan perhatikan perubahan huruf yang terjadi di aplikasi gtkGuitune anda. Sebagai contoh, jika anda ingin menyetel senar gitar no 1, perhatikan perubahan dan atur ketegangan senar anda hingga menyentuh huruf E (untuk tuning standar). Saya kira, untuk yang belum tahu tuning gitar standar, berikut saya berikan nadanya:

Senar gitar 1 bernada E
Senar gitar 2 bernada B
Senar gitar 3 bernada G
Senar gitar 4 bernada D
Senar gitar 5 bernada A
Senar gitar 6 bernada E

Ingat!! tuning dilakukan dari senar paling bawah (senar no 1) naik keatas (senar no 6). Btw, koq malah jadi tutorial musik yah? hehe

Nah, untuk menginstal aplikasi ini, cara paling simpel tanpa perlu masuk ke terminal adalah melalui fasilitas Ubuntu Software Centre yang sudah ada di menu Ubuntu anda. Tinggal anda cari di bagian Sound and Video pada menu Ubuntu Software Centre :) Disana juga terdapat ratusan software yang tinggal anda install.
Berikut skrinsut ketika saya menyetel gitar dengan tuning turun 1 nada :


Kalaupun anda merasa perlu untuk mengetahui perintahnya melalui terminal, ketikkan:

# apt-get install gtkguitune

Ok??


Ripping Kaset Pita dan Recording Audio di Linux

Ketakutan terbesar saya setelah menginstall linux adalah tidak bisanya saya untuk mengedit dan merecording maupun meripping koleksi kaset pita musik-musik underground koleksi saya :) Sebelumnya, 2 tahun yang lalu saya masih memakai OS Windows Bajakan Version untuk merekam suara gitar dan bass saya dan juga meripping kaset koleksi saya. Waktu itu, saya memakai perangkat lunak Audacity & JetAudio. Ketika itu, komputer Pentium III saya sudah triple boot dengan Mint dan Knoppix. Kenapa saya takut?? Sebab sebelumnya, sebelum saya menginstall Mint dan Knoppix, eksis sebelumnya adalah Mandrake Linux 10. Disana juga tersedia software Audacity yang saya fungsikan untuk merecording suara gitar dan bass saya. Hasil rekamannya sungguh mengecewakan. Banyak noise dan terputus-putus :( Kemudian di mint juga saya coba dan hasilnya sama.
Tapi sekarang tidak lagi! Setelah kemarin saya pulang kampung, saya mencoba kembali bergelut dengan perangkat lunak tersebut. Kali ini saya memakai Ubuntu 9.10 dan tetap dengan Audacity yang kali ini minus JetAudio. Pertamanya agak noise pas saya mencoba merekam dari tape recording butut saya. Setelah utak-atik setingan audio input dan mengatur volumenya, saya mencoba merekam lagi. Dan wow.. hasilnya hampir sama seperti ketika saya merekam di Windows dulu :) Kemudian saya coba lagi dengan gitar saya. Dan hasilnya juga lumayan. Di Audacity, kita bisa merekam alat musik kita tiap track-nya. Artinya, kita dapat menggabungkan beberapa suara alat musik kita menjadi satu sama seperti kita mendengarkan hasil recording lagu utuh.
Tapi tetap seperti pepatah lama bilang "Kualitas menentukan hasil". Jadi untuk kualitas terbaik, gunakan juga perangkat keras yang bermutu juga hehe. Dan juga, untuk kualitas terbaik, tetap gunakan soundcard yang bagus (meski di laptop saya onboard).
Berikut skrinsut didesktop ketika saya merekam melalui audacity dan link sampel hasil rekaman saya memakai Audacity (hasil rekaman memakai gitar dan bass dan direkam per-track).



Untuk teknik merekamnya, seperti ini:

1. Komputer dengan soundcard (Laptop juga bisa seperti saya hehe)
2. Audacity
3. Kabel Audio (menghubungkan soundcard dengan komputer atau laptop dengan tape)
4. Tape dengan input/ouput channel dan colokan untuk mic jika ingin merekam suara alat musik

Meripping kaset analog

Yang anda perlukan adalah kaset yang akan diripping dan peralatan diatas. Pastikan juga, head dari tape recorder anda bersih untuk menjamin kejernihan suara yang akan direkam. Pada Audacity, anda dapat dengan mudah mengetahui tombol mana untuk record dan mana stop (haha dicoba dulu OK??)

Merekam alat musik

Sama seperti diatas, tapi dengan tambahan kabel jack yang dihubungkan dengan alat musik kita dan tape (sama seperti kabel yang dipakai gitar dan bass di studio musik). Berikut sampel rekaman sederhana dari Audacity :

*maaf dengan kualitas permainan saya dan alat-alat murah yang saya pakai, but at all lumayanlah




Kamis, 04 Februari 2010

Mengaktifkan Webcam Asus K40IN Pada Ubuntu

Setelah puas dengan aktifnya semua driver pada Asus saya (mudah-mudahan driver soundcardnya juga berkualitas bagus untuk merekam input suara dari luar *untuk merekam*) , akhirnya saya juga mencoba mengaktifkan webcam Asus saya yang sejak hari pertamanya masih belum berfungsi :) Sebelumnya saya juga mengaktifkan webcam untuk chat di yahoo messanger :) Caranya :

1. Untuk webcam pada yahoo messanger, instalkanlah paket Gyachi. Tapi sebelumnya, editlah dahulu source.list:

$ sudo gedit /etc/apt/source.list

kemudian tambahkan baris berikut:

deb http://ppa.launchpad.net/loell/ppa/ubuntu karmic main
deb-src http://ppa.launchpad.net/loell/ppa/ubuntu karmic main

Kemudian tambahkan gpg key-nya:

$ sudo apt-key adv -recv-keys -keyserver keyserver.ubuntu.com 0xc23b005d874996dc8d03a3c0d0d3c959db2035a6

Setelah itu, update apt:

$ sudo apt-get update

Setelah terupdate, instalkanlah paket gyachi dengan menggunakan perintah:

$ sudo apt-get install gyachi

Setelah terinstall, jalankan Gyachi melalui menu Applications | Internet | GYaChE Improved


2. Nah kalau untuk sekedar memakai webcam untuk foto-foto *narsis* dan merekam video melalui webcam, instalkanlah paket Cheese.

$ sudo apt-get install cheese

Setelah terinstall, bukalah melalui menu Applications | Sound & Videos | Cheese Webcam Booth. Jangan terkejut jika tampilan pertamanya terbalik. Caranya, pilih efek yang sesuai untuk membuatnya tampil normal. :) Ok cukup sampai disini hari ini.

Instalasi Driver nVidia GeForce G102M Pada Ubuntu Karmic

Sebenarnya, instalasi ini tidak murni dilakukan di Ubuntu Karmic, tapi pada linux SuperOS. Masalah seakan tidak ada ketika pertama install Karmic "SuperOS" terhadap driver-driver audio, tapi ketika mencoba mengenable efek desktop, ternyata tidak bisa. Tapi itu bukan penghalang. Dengan memanfaatkan koneksi inet gratis dikampus, saya mencari solusinya. Berbekal Asus K40IN dan kabel straight (untuk mendapat koneksi maksimal daripada wireless), saya pun mencolokkannya ke swicth di Ruang Asslab. Tanpa ba-bi-bu langsung saja browsing ke situs nVidia dan menemukan drivernya disini. Silahkan didownload & sesuaikan dengan sistem & versi yang anda pakai :) Saya sendiri memakai linux 32 bit & VGA seri 100M.

Langsung saja buka terminal dan untuk mempermudah, letakkan hasil downloadan di direktori /home/user/Download. Pada terminal loginlah menggunakan super user & ketikkan perintah:

# /etc/init.d/gdm stop

Jangan terkejut dengan tampilan dos prompt-nya yah?? hehe (not for geek hehe) Loginlah menggunakan user anda dan tetap gunakan super user. Kemudian, installkan driver yang sudah didownload tersebut. Tapi ingat, tentukan dulu posisi driver tersebut. Ketikkan perintah berikut untuk menginstal:

# sh NVIDIA-Linux-x86-190.53-pkg1.run

*sesuaikan nama driver dengan versi yang didownload.

Jalankan sesuai petunjuk yang muncul. Ketika sudah finish, aktifkan lagi Gnome Desktop Manager anda.

# /etc/init.d/gdm start

Dan selamat. Anda dapat menikmati efek grafis dan menggunakan resolusi yang lebih menyejukkan :D (maaf kata-katanya hancur, ini ditulis disaat banyaknya noise di Front Office ndan kosentrasi mudah buyar). Maaf tidak bisa menampilkan skrinsutnya hehe. Just try it!!


Senin, 01 Februari 2010

Melihat List Hardware di Linux

Ini terinspirasi dari rencana untuk memboyong Asus K401N Core2Duo yang masih mentok tidak karuan (pan dana-red). Bagaimana kalo seandainya kita dibohongi atau tanpa sengaja penjualnya memberikan produk yang tidak sesuai spesifikasi yang diminta? (meski sebenarnya sudah dicetak dilaptop itu sendiri,tapi tidak ada salahnyakan memastikan? hehe) Nah bukankah itu masalah?? Kan bisa juga sekalian mengecek, apakah hardware tersebut dibaca oleh linux? Saya kira ini penting untuk sekedar mengetahui list hardware yang terdapat pada mesin kita.
Baiklah langsung saja. Untuk mengetahuinya, langsung saja buka terminal dan ketikkan:

$ sudo dmidecode

Tapi setelah kita melakukan perintah tersebut, akan muncul banyak sekali list yang mungkin akan membingungkan kita sendiri, so untuk memadatkan atau meringkasnya, ketikkan perintah :

$ sudo dmidecode -q


Kemudian, untuk menyimpannya ke dalam bentuk teks file, gunakan perintah :

$ sudo dmidecode -q > nama-file.txt

Untuk menampilkan seluruh hardware, terutama PCI gunakan perintah:

$ sudo lspci

Seumpamanya hardware kita tidak diteksi oleh komputer, gunakan perintah:

$ sudo hw-detect

Ok.. sampai disini dulu posting awal Februari ini :) Untuk master-master UNIX,Linux,BSD,Solaris thanks atas infonya... you rockzz guyss!!

Selasa, 26 Januari 2010

SuperOS 9.10 : Ubuntu Dengan Aplikasi Proprietary

Mungkin agak telat saya mengetahuinya. Rilis ini sendiri diluncurkan akhir tahun 2009 yang lalu, tepatnya 29 Desember 2009 (menurut distrowatch.com). Jujur, saya tertarik dengan OS ini karena tentu saja Ubuntu di sangkut pautkan :) Setelah hadirnya LinuxMint, Super OS ini juga menjanjikan tersedianya aplikasi tambahan seperti halnya LinuxMint yang support dengan bermacam-macam codec multimedia.

Menurut beberapa referensi yang sempat saya baca, Super OS ini dulu bernama Super Ubuntu dan mempunyai apt yang sama serta repsitory yang sama pula dengan Ubuntu. Tetapi, Super OS juga mempunyai repository sendiri sama halnya seperti LinuxMint :) Maaf kalau salah hehe. Berikut petikan dari Distrowatch:

"Super OS is a Linux distribution that can be described as an Ubuntu enhanced with various extra software and features for improved out-of-the-box usability. Version 9.10, announced a few hours ago, adds the following applications and features: "Better multimedia support - VLC, support for DVD-playback, support for MP3 and other media formats, like QuickTime video, Real video, Windows Media Video, Flash Video, DivX, Xvid; Internet software - aMSN, Opera, Google Chrome, Skype, Firefox with Flash and Moonlight; portable applications available (RUNZ included); programs are easier to run - App Runner is included; mount tar.gz, .zip, .rar and .iso files with file mounter; other software - Java, Ubuntu Tweak; system beep is disabled; Super OS now has its own repository, in addition to the official Ubuntu repositories; most commonly used KDE and Qt libraries included." Read the release notes for further details. Download: Super_OS_9.10.iso (1,076MB, MD5)"

Senin, 25 Januari 2010

Membuat Fedora 12 Constantine Live USB Melalui Terminal

Haha akhirnya ada juga flashdisk yang bisa dijadikan tumbal untuk uji coba ini :) Baiklah, ini adalah lanjutan dari tutorial sebelumnya tentang membuat Fedora Live USB. Berikut langkah-langkahnya:

1. Bukalah terminal dan login sebagai root
2. Siapkan sebuah flashdisk 1 GB keatas
3. Instalkan dulu paket livecd-tools

# yum install livecd-tools

atau cek dulu apakah paket ini telah terinstal:

# rpm -q livecd-tools

5. Gunakan perintah dd : (tentukan lokasi dari .iso Fedora anda dan nama usb anda. Iso file saya terletak di /home/asslab/Documents sedangkan nama usb saya sdb1)

# dd if=/home/asslab/Documents/Fedora-12-i686-Live.iso of=/dev/sdb1 bs=8M

6. Jalankan livecd-iso-to-disk script dan pastikan flashdisk diunmount terlebih dahulu

# su -c livecd-iso-to-disk /home/asslab/Documents/Fedora-12-i686-Live.iso /dev/sdb1

7. jika masih belum bisa, ingat pastikan flashdisk telah di unmount! kemudian formatlah jika perintah diatas masih belum bisa menunjukkan apa-apa :

# su -c "livecd-iso-to-disk --format --reset-mbr /home/asslab/Documents/Fedora-12-i686-Live.iso /dev/sdb1"

8. Tunggulah beberapa saat ketika proses instalasi ke flashdisk selesai.
9. Jika instalasi sudah selesai, silahkan coba booting ulang
10. Untuk menambahkan data presistent atau istilah kasarnya baca tulis konfigurasi ke Fedora Live saat dijalankan, gunakan perintah :

# livecd-iso-to-disk --overlay-size-mb 512 /home/asslab/Documents/Fedora-12-i686-Live.iso /dev/sdb1



*ingat, sesuaikan dengan kondisi komputer kalian dan posisi dari file .iso kalian :)