Minggu, 04 Juli 2010

Multiple Boot OS Linux, Windows dan OpenSolaris

Sepertinya sudah lama saya tidak update blog ini lagi dikarenakan kesibukan menjelang UAS, Sanggar Telematika dan tentu saja pekerjaan. Ada beberapa hal yang tertunda yang sebelumnya ingin saya posting disini.
Mungkin diantara kita ada yang ingin merasakan beberapa OS berjalan di komputer maupun laptop kita sendiri. Tapi kendalanya mungkin bagaimana caranya? Bagi yang sudah sering gonta-ganti pasang bongkar OS saya kira tidak terlalu mempermasalahkan ini. Permasalahannya cuma satu, yaitu niat haha.
OK, langsung saja. Kali ini saya berikan sedikit tips dan trik untuk melakukan Multiple Boot Linux (Ubuntu, Slackware, OpenSuSE dan Fedora), Windows dan OpenSolaris. Yang pertama kita siapkan tentu saja adalah partisi. Bagilah partisinya untuk masing-masing OS. Banyak utility yang berguna di Linux maupun Windows untuk melakukan pembagian partisi ini. Untuk di linux saya memakai utility cfdisk. Asumsi saya, anda sudah bisa melakukannya. Ingat, untuk Linux satu partisi untuk swap saja sudah cukup.
Berikut daftar partisi saya:

Disk /dev/sda: 320.1 GB, 320072933376 bytes
255 heads, 63 sectors/track, 38913 cylinders
Units = cylinders of 16065 * 512 = 8225280 bytes
Sector size (logical/physical): 512 bytes / 512 bytes
I/O size (minimum/optimal): 512 bytes / 512 bytes
Disk identifier: 0x4d07af7e

Device Boot Start End Blocks Id System
/dev/sda1 1 4863 39062016 83 Linux
/dev/sda2 4864 9726 39062047+ bf Solaris
/dev/sda3 * 9727 14589 39060480 7 HPFS/NTFS
/dev/sda4 14591 38913 195374467 5 Extended
/dev/sda5 24316 24801 3903763+ 82 Linux swap / Solaris
/dev/sda6 14591 19452 39053983+ 83 Linux
/dev/sda7 19453 24315 39062016 83 Linux
/dev/sda8 24802 28752 31736376 83 Linux
/dev/sda9 28753 38913 81618201 7 HPFS/NTFS

1. Pertama, installah terlebih dahulu OS yang paling sombong dalam artian agak sulit mendeteksi OS lain. Dari daftar OS yang tertera di laptop saya, saya installkan Windows terlebih dahulu di partisi /dev/sda3. Tidak mengapa anda menuliskan bootloader Windows pada MBR.
2. Install OpenSolaris kemudian. Pada saat instalasi OpenSolaris anda harus hati-hati meskipun instalernya simple. Saya insallkan OpenSolaris pada /dev/sda2. Ingat, install grubnya pada partisi root. Ingat, Windows dan OpenSolaris hanya bisa diinstall pada partisi Primary. Contoh partisi primary adalah /dev/sda1, /dev/sda2, /dev/sda3, /dev/sda4. untuk /dev/sda4 jangan anda utak-atik apalagi menghapusnya karena didalam partisi tersebut ada partisi Extended tempat kita menaruh OS LinuX kita.
3. Installkan Slackware. Ada sedikit masalah kenapa saya installkan Slackware terlebih dahulu. Permasalahan itu terdapat pada lilo.conf-nya. Meskipun pada test pertama, saya berhasil dengan opsi Windows dan OpenSolaris yang sudah eksis. Slackware sendiri saya installkan di /dev/sda1. Disini, saya menumpuk MBR Windows dengan bootloader lilo dari Slackware. Untuk Linux, partisi swap bisa di share jadi tidak perlu membuat partisi swap lagi untuk masing-masing Linux. Biasanya, anda tidak akan menemukan opsi untuk OpenSolaris anda pada lilo.conf-nya. Jadi anda harus menambahkan sendiri pada /etc/lilo.conf-nya. Baca ini
4. Installkan Fedora. Untuk fedora, grubnya tidak mau menampilkan list OS secara langsung. Anda harus memasukkannya sendiri secara manual. Jika anda mau repot, silahkan. Installkan bootloadernya pada partisi root.
5. Installkan OpenSuSE. Sama seperti fedora. Meskipun tampilan grubnya elegan, tapi saya tidak mau repot dengan utak-atik grub karena beberapa OS tidak mau secara langsung didetek oleh grubnya termasuk OpenSolaris. Installkan juga bootloadernya pada partisi root.
6. Terakhir, yang paling saya suka. Installkan Ubuntu. Nah untuk Ubuntu, semua OS sudah terdeteksi dan tidak ada masalah berarti. Anda silahkan menginstallkan bootloadernya pada MBR. Yang masalah cuma OpenSolaris. Ada trik untuk mendeteksi OpenSolaris kita.
Mungkin jika anda masih memakai grub (bukan grub2) anda hanya menambahkan opsi pada menu.lst-nya. Tapi jujur, saya belum pernah mencobanya. Untuk Grub2, saya sudah mencobanya dan berhasil. Jadi, untuk melakukan customisasi tersebut, tambahkanlah pada /etc/grub.d/40_custom

# nano /etc/grub.d/40_custom

Tambahkan baris berikut:

menuentry "OpenSolaris" {
set root=(hd0,2) //hdo,2 = partisi tempat anda menginstallkan OpenSolaris> /dev/sda2
chainloader +1
}

Save dan kemudian:

# update-grub

Voila!!! OpenSolaris anda sudah terdeteksi meski pada saat anda melakukan update-grub tidak nampak pada terminal. Caranya anda mengetahuinya, restart lah komputer atau laptop anda.

# init 6 atau
# reboot