Senin, 29 Maret 2010

Install Ubuntu 8.04 LTS Server + GUI

Setelah kejadian komputer yang saya fungsikan sebagai server lokal tiba-tiba rusak (katanya sih power supplay perlu diganti) saya berpikir untuk mencari tumbal baru sebagai server. Sebelumnya, di PC tersebut terinstall LinuxMint 7 Gloria. Semua baik-baik saja sebelum tiba-tiba restart sendiri dan mati :(
Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya salah satu komputer di Lab B yang lama tidak dipakai karena OS-nya rusak berhasil saya amankan (sebelumnya terinstall Windows XP SP2). Tanpa berpikir panjang, saya pun berniat merubahnya menjadi PC Server. Tapi masalah terjadi karena saya tidak punya OS Server. Saya yang sudah terbiasa dengan Ubuntu pun mulai berburu Ubuntu Server LTS untuk mendapatkan support lebih lama (Saya sebenarnya punya Ubuntu Server 9.04 dan 9.10 hehe). Tapi pilihan saya tetap jatuh ke Ubuntu 8.04 LTS Server dengan berbagai pertimbangan :)
Begitu Ubuntu 8.04 LTS Server terunduh, saya siap membakarnya dengan sudah menyiapkan CD Blank hasil todongan dari mahasiswa yang meminta software. Tanpa ba-bi-bu saya langsung berangkat ke lab bersama anak training menginstall Ubuntu Server tersebut.
Instalasi Ubuntu Server tidak jauh berbeda dengan instalasi versi desktop tetapi Ubuntu Server berbasis teks dan itu bukan halangan. Setelah beberapa lama, instalasi pun selesai saya lakukan sambil mengajari anak training. Saya tambahkan aplikasi FTP Server, Samba Server, dan SSH Server. Untuk aplikasi yang lain, menyusul karena tidak begitu diperlukan saat itu setelah instalasi.
Tapi ketika mencoba memonitoring server menggunakan GUI, saya menemui masalah karena secara default, Ubuntu Server tidak menyertakan GUI. Pernah saya berpikir untuk melakukan perintah $ sudo apt-get install ubuntu-desktop tapi tidak jadi saya lakukan karena terkesan janggal dan aneh. Jikalau itu saya lakukan bukankah malah akan menghapus Server dan menginstall Desktop?
Kecurigaan saya berdasar dan berdasarkan petunjuk dari Buku Ubuntu Administration Server pun tidak menganjurkan menggunakan opsi seperti itu. Nah kalau dirasa perlu menginstalkan GUI di Server, gunakan baris perintah berikut:

$ sudo apt-get install xserver-xorg xfonts* gnome gdm

Perintah tersebut secara otomatis akan menambahkan aplikasi pendukung untuk GUI pada komputer server anda. Instalasi akan memakan cukup waktu bagi bandwidth yang rendah. Setelah terinstal, saya pun bebas menguasai server ini melalui koneksi FTP, SSH maupun RDC.

Selasa, 23 Maret 2010

Menginstal Font Windows di Linux Ubuntu

Berawal dari ketidak puasan akan database fonts yang dimiliki oleh aplikasi Open Office di Ubuntu saya, maka saya memutuskan untuk menambahkan fonta baru dari font-font yang umumnya dipakai di OS Windows. Namun tunggu dulu! Di Ubuntu tidak semudah menginstal font di OS Windows. Jadi saya harus tanya oom Google dulu. Hehe (bego on action)

Selidik punya selidik ternyata menginstal font di Ubuntu malah sama gampangnya dengan menginstal font di Windows (doh)! Yang perlu dilakukan adalah:

1. Download fonta gratis dulu di Dafont atau situs yang lain
2. Setelah terkompilasi semua font hasil unduhan anda, buatlah sebuah folder di /home/user yaitu .font

$ mkdir .fonts

atau lebih simplenya, masuk ke direktory /home/user anda, klik kanan create folder

3. Setelah itu, ya tinggal anda copy paste semua font unduhan anda ke dalam folder tersebut!
4. Dan sekarang cobalah aplikasi Open Office, selamat! Font sudah terpasang.

Nah lo?? Koq foldernya tidak eksis? Ya tentu saja tidak eksis karena anda membuat sebuah folder hidden. Caranya, di window menu view, pilihlah show hidden files :)

Rabu, 17 Maret 2010

Tips: Merubah Posisi Letak Menu Maximize, Minimize dan Close ala Mac OS di Mesin Ubuntu

Ini asli iseng saja. Tapi tidak ada salahnya untuk berbagi tips cara merubah posisi menu Max, Min dan Close agar hampir menyerupai MacOS. Tidak begitu sulit, caranya adalah:

1. Tekan kombinasi tombol Alt+F2
2. Kemudian ketikkan gconf-editor dan enter
3. Pada bagian Apps, pilihlah Metacity
4. Kemudian cari bagian General > Button Layout
5. Ubahlah nilainya menjadi : close,maximize,minimize:menu
6. Kemudian OK

Perhatikan, posisi tombol tersebut sudah berubah. Semoga sukses.
*maaf tanpa skrinsut*

Sabtu, 13 Maret 2010

Fedora 13 Alpha "Goddard" Dirilis

Setelah beberapa waktu lalu Fedora 12 Constantine dirilis, akhirnya tepat tanggal 9 Maret 2010, versi alpha dari Fedora 13 dirilis. Versi anyar dari Fedora Project ini dinamakan "Goddard". Ada beberapa feature yang diperbaiki dari versi sebelumnya. Untuk referensi lengkapnya, silahkan berkunjung ke situs Fedora Project.

Berikut petikan dari Distrowatch tentang release Fedora terbaru ini:

Jesse Keating has announced the availability of the first alpha release of Fedora 13: "The Fedora 13 'Goddard' alpha release is available. Among the top features for end users, we have: automatic print driver installation so when you plug in a USB printer, Fedora will automatically offer to install drivers for it if needed; automatic installation of language packs; redesigned user management interface; color management to better set and control your colors for displays, printers, and scanners; NetworkManager improvements include CLI; experimental 3D extended to free Nouveau driver for NVIDIA cards." See therelease announcement and release notes for further details. Download (torrents): F13-Alpha-i686-Live.iso (835MB, SHA256, torrent), F13-Alpha-i686-Live-KDE.iso (714MB,SHA256, torrent), F13-Alpha-x86_64-Live.iso (842MB, SHA256, torrent), F13-Alpha-x86_64-Live-KDE.iso (705MB, SHA256, torrent).

Jumat, 05 Maret 2010

Mengembalikan Grub Ubuntu 9.10

Seperti biasanya, setelah kita menginstal ulang kompie maupun lappie kita yang sebelumnya terinstall OS Linux, maka grub dari OS tersebut akan tertimpa bootloader dari OS yang baru saja kita install. Di kasus ini, teman saya baru saja menginstall Windows 7 Professional (dan tentunya bukan ori melainkan hasil unduhan hehe -dasar).
Kasusnya, sebelumnya sudah terinstall Windows 7 Home Edition dan Ubuntu Karmic. Tapi karena tidak puas akan kinerja ataupun lisensi yang sepertinya membuat Windows 7 yang ada di lappienya menjadi agak "aneh". Maka diputuskanlah untuk mengunduh Windows 7 Professional yang baru plus serial numbernya. (duh..)
Nah, akhirnya kebingungan terjadi setelah Windows 7 tersebut terinstall. Teman saya tidak bisa login ke mesin Ubuntu-nya. Akhirnya, diapun minta bantuan ke saya untuk menanganinya. Jujur, sebelumnya saya belum pernah mengalami hal ini karena di lappie saya hanya ada Ubuntu Karmic dan Fedora Constantine :))
Tanpa berpanjang lebar lagi, berikut cara yang mesti anda lakukan untuk menyelamatkan grub anda:

1. Siapkan CD Ubuntu Live ataupun Ubuntu USB Live anda
2. Lakukan booting dari Ubuntu live
3. Setelah masuk ke Ubuntu live, bukalah terminal dan login sebagai root
4. Cek list ketersediaan hardisk di lappie anda dengan perintah:

# fdisk -l

5. Lakukan mount untuk partisi tempat ubuntu anda berada. Dikasus ini, teman saya menginstal ubuntunya di drive /dev/sda6

# mount /dev/sda6 /mnt/
# mount -t proc proc /mnt/proc/
# mount -t sysfs sys /mnt/sys/
# mount -o bind /dev/ /mnt/dev/
# chroot /mnt /bin/bash

6. Setelah termount, kemudian kita kembalikan grub ke MBR dengan perintah:

# grub-install /dev/sda

7. Sekarang kita kembalikan grub ke partisi linux-nya

# grub-install /dev/sda6

Kemudian lakukan restart sistem linux anda :)

Dan selamat, bootloader linux anda telah kembali. Maaf tanpa skrinsut, tapi ini sukses saya lakukan di lappie teman saya.


Selasa, 02 Maret 2010

WARNING: REMOTE HOST IDENTIFICATION HAS CHANGED! Dan Solusinya

Itulah secuil masalah yang sempat saya temukan di lappie saya ketika berusaha mengakses ssh server yang baru saja saya install di Ubuntu Server 8.04 LTS saya. Entah apa yang terjadi. Ketika saya mencoba mengakses ssh server, pesan itu muncul begitu saja di lappie saya. Berikut skrinsut lengkapnya:


Meskipun begitu, saya tidak menyerah dan mencari solusinya. Setelah browsing tidak begitu lama, akhirnya saya menemukan solusinya. Caranya:

1. Bukalah terminal
2. ketikkan:

# cd ~

3. kemudian enter dan tambahkan baris berikut:

# pico .ssh/known_hosts

4. Hapuslah semua key yang ada di file tersebut (devil) kemudian save.
5. Setelah itu, lakukan perintah:

# ssh-keygen -R server (nama server adalah nama hostname dari remote host mesin linux anda)

Adapun cara tercepatnya adalah dengan menghapus file known_hosts tersebut. Muncul pesan seperti diatas juga disebabkan karena ssh client melupakan semua host key yang tercatat didalamnya. Setelah anda login lagi melalui ssh, maka akan dibuat file known_hosts yang baru.